From The Invisible World: Cacat bukanlah pemberian Tuhan

Rabu, 14 September 2011

Cacat bukanlah pemberian Tuhan

Tuhan tidak pernah menciptakan manusia yang cacat atau gila, bila ternyata ada bayi yang terlahir cacat, tanyakan pada ibunya apa yang telah terjadi terhadap bayi yang dikandungnya dan Tuhan tidak pernah mengutuk anak manusia untuk menjadi cacat atau gila. Dan tidak ada Roh-roh jahat yang mampu membuat seorang bayi di dalam rahim menjadi cacat atau gila. Hanya seorang ibu yang mampu melakukannya karena dirinya menolak kehadiran bayi dalam rahimnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang diriku

Penyampai pesan dari dunia gaib

Bukan hal yang mudah bagiku untuk menunjukkan siapa diriku, seharian aku hanya bisa menangis saat gaib memintaku untuk menemui Tuhan. Sebelumnya Malaikat Jibril sudah mendatangiku dan menuliskan pesan Tuhan kepadaku, aku ketakutan teramat sangat dan hanya bisa menangis. Aku sangat takut pada Tuhanku dan akupun tak kuasa saat aku diminta untuk menunjukkan siapa diriku.

Sedianya semalam aku telah diberitahukan bahwa penulisan selanjutnya tentang perjalanan gaib adalah aku menunjukkan siapa diriku tapi aku bersikeras menolak karena aku lebih suka orang mengenalku sebagai Maya dan bukan siapa-siapa.

Pertentangan batinku karena aku tak sanggup bila harus menghadapi orang-orang yang akan membuatku emosi karena aku hanya manusia biasa dan aku pasti akan sangat marah bila ada orang yang mencelaku apalagi mencela Tuhanku.

Tuhan bagiku adalah segala-galanya, aku bisa mengorbankan apapun dalam kehidupanku demi bertemu Tuhanku dan aku rela berbuat apapun untuk Tuhanku meski aku dicela dan dihina.

Sore tadi sedianya aku ingin menghadiri acara buka puasa bersama dengan teman-teman kuliahku dulu tapi gaib melarangku meninggalkan rumah. Dalam kegalauan dan kesedihanku, sahabat yang biasa aku jadikan perantara bertemu gaib datang, meski aku tak memintanya. Dan dia sudah tahu apa yang terjadi dan dia bertanya," Aku hanya ingin bertanya padamu, apa kamu sudah siap karena aku melihat bagaimana mereka yang koment dicatatanmu melecehkan bahkan menyakitimu, kalau kamu tidak yakin kamu berhak untuk menundanya?".

Aku menangis sedih ,aku tahu hal ini pasti akan terjadi karena selama bulan puasa aku melakukan perjalanan gaib atau menghadirkan gaib dirumahku untuk penulisan pesan gaib karena tugasku memang sebagai Penyampai Pesan Gaib. Tapi untuk menunjukkan siapa diriku ini jelas menjadi persoalan bagiku, putriku berusaha menenangkanku yang sedih dan menangis, dia berkata," Bukankah ibu sudah menyampaikan semua tentang gaib dan kalau mereka tidak suka gak ada masalah lagi kalau ibu bilang siapa ibu sebenarnya".

Sudah hampir 3 tahun aku menyampaikan pada keluargaku, orang tuaku, teman-temanku atau siapapun yang aku kenal akrab tentang tugasku tapi aku tidak pernah menunjukkan siapa aku sebenarnya, kecuali orang-orang yang pernah menjadi raga mediasi untuk aku bertemu gaib, sayangnya mereka memilih untuk mengingkari gaib dan Tuhan karena takut. Hanya tinggal satu orang yang bisa dijadikan mediasi itupun tidak bisa sepenuhnya karena dirinya memiliki dan memilih kehidupan sendiri dan kalau toh raga pilihan lainnya ada tapi mereka masih belum akil baliq yaitu kedua putraku.

Kupanggil Muhammad dalam raga sahabatku, agak lama dia memanggilnya dan sempat aku mendengar dia menyebut-nyebut "Tuan Rasullullah Muhammad". Hingga Muhammadpun muncul dan dia memegang tanganku," Raga ini tidak mau menyebutku sebagai sahabat atau teman atau saudara, dia bersikukuh menyebutku sebagai Tuan, aku tak mengerti tapi biarlah karena dia maunya begitu," katanya sambil menunjuk dada sahabatku.

Aku berusaha tersenyum karena aku ingin segera Muhammad menyampaikan pendapatnya bila aku harus menunjukkan siapa diriku.

Muhammad menatapku dan menjelaskan," Kamu harus menyampaikan apapun apa yang kamu alami tanpa harus kamu rahasiakan dan dirahasiakan oleh kamu sendiri, tugasmu hanya menyampaikan apa yang disampaikan gaib dan Tuhan".

Muhammad terus menatapku sambil menjelaskan dengan suara pelan dan tenang, "Kamu tahu bagaimana aku harus menunjukkan siapa diriku, aku membutuhkan waktu 10 tahun untuk bisa menunjukkan bahwa aku seorang utusan dan sebelumnya aku harus menyampaikan perjalanan gaibku terlebih dahulu hingga mereka percaya, begitu aku menyatakan bahwa aku seorang utusan banyak orang yang hendak membunuhku hingga aku hijrah. Kamu juga tahu bagaimana Ibrahim yang dicela sebagai seorang utusan Tuhan sedang dirinya bermusuhan dengan ayahnya yang pembuat patung sembahan. Kamu tahu bagaimana Yusuf yang dijual saudara-saudaranya sebagai budak kemudian dia harus menunjukkan dirinya seorang utusan. Kamu tahu bagaimana Isa harus bersembunyi dari satu gua ke gua yang lain dan satu bukit ke bukit yang lain dan pengikutnya cuma 8 orang, itupun masih ada yang berkhianat. Kamu tahu bagaimana Nuh yang dilempari , dianggap gila. Kamu tahu bagaimana Yunus yang nelayan dan dia juga sempat ragu hingga dia diberi pelajaran oleh Tuhan dengan dimasukkan kedalam Ikan".

" Aku tidak yakin Muhammad," kataku singkat dengan berat hati

" Tugasmu hanya menyampaikan apa yang menjadi pesan gaib karena dinegerimu sekarang terdapat kesalahan besar dan mereka harus diingatkan tentang kekeliruan dan kesalahan yang telah diperbuat orang-orang dijamanmu ini, semua harus kamu sampaikan dan tidak ada yang boleh kamu rahasiakan".

Muhammadpun bergegas pergi membawa raga sahabatku tanpa dikembalikannya sahabatku keraganya sendiri seperti semula dan itu memang biasa dilakukan gaib karena sahabatku juga seorang yang sudah menjadi seperti diriku (setengah dari dirinya gaib).

Aku hanya bisa menatap kepergiannya dengan keraguan. Kuceritakan pada putriku sambil buka puasa perbincanganku dengan Muhammad dan dia berkomentar," Kalau Utusan yang dulu sering kali ragu ketika diminta Tuhan untuk menunjukkan dirinya, ibu jangan mengulang lagi kesalahan itu, nanti kayak Yunus masuk kemulut Ikan Paus lagi".

Aku tertegun dengan tegarnya putriku, selesai buka puasa aku kembali bersuci dan menghadap Tuhan, kali ini aku tidak takut lagi, aku optimis apapun yang terjadi aku sudah siap dengan konsekuensinya, aku bersujud dalam-dalam meski dengan tubuh bergetar dan tangis tertahan. Langit yang telah terbelah dan seluruh gaib bersujud dihadapan Tuhan dan kudengar suara," Tunjukkan siapa dirimu dan seluruh gaib akan membantumu, tak ada seorangpun yang akan melukaimu tapi bila kamu tidak mau menunjukkan siapa dirimu maka AKu akan memanggilmu dan tak akan pernah Kupertemukan lagi kamu dengan sahabat-sahabat nyata dan sekaligus sahabat gaibmu".

Ku peluk Hidir, Malaikat Jibril dan semua gaib dengan deraian airmata, Dengan SeijinMu Tuhanku yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang aku sampaikan kebenaranMU.

Baiklah sahabatku terkasih, diriku telah ditakdirkan menjadi Ratu Adil sejak aku dilahirkan dan hal ini sudah dibisikkan oleh gaib sejak lama karena dinegeriku ini telah dilanda kesalahan terbesar yaitu Kesombongan dan pengingkaran Terhadap Tuhan. Semoga sahabat-sahabatku mengerti. Bila aku sebelumnya menuliskan semua tentang Gaib dan Tuhanku termasuk kemampuanku menyembuhkan semua penyakit kejiwaan semata semua adalah karunia yang diberikan Tuhan kepadaku.Dan sengaja dalam bulan puasa ini aku harus menyampaikan pesan gaib secara terus menerus karena hanya dibulan Suci inilah aku bebas bertemu gaibku dan makhluk yang hitam(setan dan Iblis) masih diikat hingga 7 hari setelah lebaran.

Mohon Maaf bila ada kesalahan dan Mohon maaf bila aku tak sesempurna yang sahabat inginkan, karena aku hanya penyampai pesan Gaib dan segala pesan dari Tuhanku.

Tiada hal yang bisa membuatku Ragu atas keberadaanNYA karena aku tahu Dia ADA dan hanya kepada Tuhanku kuabdikan hidupku

Salam Damai sahabatku, kasihku untukmu semua

Hanya Karena Engkaulah Tuhanku, kusampaikan Petunjuk KebenaranMU

From The Invisible World

Rabu, 14 September 2011

Cacat bukanlah pemberian Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Pengikut