M
|
eyakinkan suatu hal yang mungkin
dianggap tak lazim karena sudah menjadi sebuah kebiasaan adalah merupakan
tantangan tersendiri bagiku. Kadang aku marah, kadang aku kecewa kadang aku
gemetaran bahkan ketakutan. Takut dengan Tuhanku, takut dengan murkaNYA, takut
dengan azabNYA. Allahu
Akbar...
Sahabatku
terkasih, saat aku menuliskan status di FB dan kemudian aku sebutkan nama yang
menyampaikan kemudian aku tambahkan tulisan From The Invisible World yang
artinya Dari Dunia Yang
Tidak Nampak
(gaib), semata aku ingin menunjukkan kalau bukan aku yang bicara, aku hanya
menuliskan dengan gaya bahasaku sendiri (Indonesia) agar lebih mudah dipahami
maksudnya.
Kalau
toh ada komentar yang berusaha untuk mendebatnya.. aku jawab sesuai yang aku pahami karena
sebelum penulisan sudah dipelajari terlebih dahulu, tujuannya biar aku paham
betul dengan apa yang aku tuliskan dan gak sekedar menulis terutama yang
menyangkut tentang agama, aku tahu semua orang beragama dan semua pasti juga
sudah banyak belajar dan mempelajari tentang agama bahkan mungkin lebih pandai
daripada aku sendiri. Kalau aku menyampaikan karena memang harus aku sampaikan.
Begitu
pula dengan catatanku From The
Invisible World, kisah tak lazim yang aku alami aku tuliskan dalam catatanku,
tentu saja bukan terfokus kepada kisahnya tapi maksud dan pesan dari
perjalanan gaib itu, kalau ada yang berpikir aku mengarang cerita (kisah), bisa kamu bayangkan seberapa
banyak memori otakku ataupun pengalaman hidupku untuk bisa membuat cerita sebegitu
banyak dan beragam.. seorang
Einstein saja gak segitunya.. dia
hanya mengutak-atik satu keahlian saja, begitu pula kalau aku dibandingkan
dengan penulis cerita novel, butuh berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
bagi mereka untuk menghasilkan 1 hasil karya cerita.. sedangkan aku belum genap setahun aku
sudah menuliskan kisah pengalamanku lebih dari 100 edisi, dari sinilah
logikanya.. bahwa
kisah kehidupan gaib yang aku tuliskan memang benar-benar aku alami dan bukan
mengarang.
Sahabatku
terkasih, perjalanan gaibku kali ini, aku lakukan selepas Maghrib, seperti
biasa meskipun aku datang bulan, berdoa adalah hal yang wajib aku lakukan
sebagai ungkapan rasa syukur
atas rahmat yang telah diberikanNYA kepadaku
dan kepada putriku tercinta.. kudoakan
anak-anakku, kudoakan kedua orang tuaku dan semua saudara dan sahabat-sahabatku
agar kami semua diberi kemudahan dan kekuatan dalam menghadapi kehidupan ini.
Sesungguhnya
kebutuhan akan perlindungan dan kasih yang tanpa batas selalu diinginkan oleh
setiap manusia termasuk aku. Hidup sebagai single parent bukanlah tanpa cobaan
tapi keyakinanku hanyalah kepada Allah semata. Aku adalah salah satu dari
sekian banyak pejuang (manusia) yang sama-sama bertahan untuk hidup dan terus
berusaha hingga saatnya aku dipanggil dan selesailah tugas kehidupanku.
Sekarang
bagaimana aku mengisi kehidupanku dengan sesuatu hal yang bermanfaat bagi
diriku dan juga orang lain, tak lain semata aku ingin mendapatkan bekal amalan
sebanyak-banyaknya untuk aku persembahkan kepadaNYA sebagai usahaku selama
hidup, bahwa aku tidak menyia-nyiakan hidupku begitu saja (berpasrah) tapi aku berjuang untuk
terus mengisi hari-hariku dengan menghadapi banyak tantangan.
Aku
bayangkan bila aku sudah mati, tidak ada lagi yang aku kerjakan karena sudah
selesai.. cuma
menunggu kiamat datang dan kapan datangnya aku juga tidak tahu.. pasti bosan sekali menunggu.. jadi senyampang masih hidup aku ingin
membuat sejarah manis dalam kehidupanku meski terkadang berasa pahit, tapi aku
yakin suatu saat aku akan mengenangnya sebagai masa-masa perjuangan hidupku
dalam mencari dan menemukan Tuhanku. Tuhan yang telah menciptakan aku dan
memberiku segala karunia yang tak dapat kuingkari bahwa hanya Tuhanlah aku
mengabdikan hidupku.
Kembali
ke perjalanan gaibku, selesai aku berdoa,
sahabat gaibku menggandengku keluar dari tempat aku biasa berdoa, sesampai di luar.. dari arah langit.. seekor Naga yang sangat besar menukik
ke arah kami, aku sudah mengenalnya beberapa waktu lalu (tapi aku tidak
menuliskannya), dia dewa yang berwujud seperti ular raksasa tapi memiliki
telinga dan tanduk kecil juga memiliki kaki-kaki dan duri-duri dipunggungnya.
Dewa
Naga aku memanggilnya, tetesan air matanya
yang menyerupai kapsul bening pernah diberikannya kepadaku, air mata yang keluar dari mata kanannya
dimintanya untuk diusapkan ke wajahku sedangkan air mata dari mata kirinya dimintanya agar
aku meminumnya. Meskipun aku tidak tahu apa maksudnya tapi untuk menghormati
sahabat gaib yang baru aku kenal, pastinya aku akan menurut saja.
Seketika
Naga itu membawa kami dengan menaiki punggung (dekat kepalanya) dan menembus
langit.. aku
berteriak kegirangan merasakan asyiknya menembus awan dengan kecepatan tinggi
lengkap dengan rasa dinginnya. Hingga Naga
itu telah membawa kami keluar dari bumi. Naga itu berhenti seketika dan kami
meluncur turun melalui punggung hingga ekornya, kamipun berdiri dalam posisi
melayang.
Naga
itu sempat berpesan, "Kamu
adalah seorang yang pemberani dan kamu tidak akan takut pada apapun selain
kepada Tuhanmu, jadi apapun hal yang dilakukan manusia sepertimu janganlah
membuatmu merasa takut karena kamu seorang pemberani".
Naga
itupun melesat pergi meninggalkan kami.. akupun memeluk sahabatku.. tiba-tiba ada sesuatu yang aneh
kulihat dari langit itu.. langit
yang jauh dari bumi bahkan dari planet yang paling jauh sekali.. kulihat bumi hanya seperti titik hitam
saja.
"Sesuatu"
yang sangat besar dan membuatku merinding, aku tercekat ketakutan, mulut dan
tenggorokanku terasa kering, ku toleh sahabat di sebelahku tapi dia sudah tidak ada
lagi di sampingku,
di belakangku bahkan dimanapun.
Aku
berdiri tegak mematung sementara kedua kakiku bergetar.. aku tersimpuh juga karena ketakutan.
Kuletakkan tongkatku tanpa daya.. aku
tidak berani menatap terbelahnya langit di depanku. Hatiku terus menerus berdoa menyebut
namaNYA. Allahku
lindungilah hambaMU
ini, apakah gerangan yang ada di hadapanku. Aku terus bertekuk.. menunduk sedalam-dalamnya.. jangankan untuk melihat, melirikpun
aku takut.
Kuangkat
wajahku tapi kembali aku menunduk. Aku
mulai menangis.. aku
tak tahu kenapa aku harus menangis dan apa yang aku tangiskan.. aku hanya berurai air mata. Sekujur
tubuhku bergetar dan aku kedinginan, tapi kutahan rasa itu dan terus menunduk.
Hingga
suara itu mengagetkanku, "Maya,
kamu tahu apa tugasmu di dunia?".
Kujawab
dengan terbata-bata, "Aku
hanya bertahan untuk hidup, aku bekerja, aku belajar, aku mengerjakan
tugas-tugasku dalam keseharian dan aku berbuat itu untuk diriku, untuk anakku
dan untuk semua sahabat-sahabat dalam hidupku".
Suara
dari arah langit terbelah itu bertanya lagi, "Apa yang kamu lakukan untuk
Tuhanmu?"
"Aku
menyampaikan pesan dari sahabat-sahabat gaibku, selain itu aku menolong orang
yang membutuhkan pertolonganku, hanya itu yang bisa aku lakukan karena aku
tidak tahu apalagi hal yang harus aku kerjakan", jawabku ragu karena takut
jawabanku salah.
"Apakah
kamu mengeluhkan dirimu dengan tugas-tugasmu?" Tanya suara itu lagi.
Kujawab, "Tidak sama sekali, hanya saja
aku sering kebingungan ketika aku menyampaikan pesan gaibku yang sebenarnya
sudah dikenali oleh manusia atau orang-orang di sekitar hidupku tapi mereka membantah
bahkan menyangkalnya, meski sudah aku katakan bahwa itu dari orangnya sendiri
(gaib)".
"Ketahuilah
olehmu Maya, manusia itu diciptakan untuk menjalani kehidupan dan tugas-tugas
hidupnya dan kelak semua akan mati dan mereka sendirilah yang akan memilih
dimana mereka akan memilih tempat terakhir mereka yang telah disiapkan, sejak
mula manusia diciptakan dan kalau sampai saat ini manusia itu hanya mengenal
Tuhannya sebagai sebuah ajaran (agama), maka tak lama lagi bumi ini akan
dihancurkan".
Terkesiap
aku melihat bumi terangkat dari pusarannya hanya sebesar kelereng, aku terus
menunduk ketakutan.
"Bila
manusia sudah tidak lagi mempercayai ajaran yang disampaikan melalui Muhammad,
maka sudah tidak ada lagi manusia yang mengimani Tuhannya dan pada saat itu
pula bumi dan seluruh isinya akan dimusnahkan".
"Bila
manusia membantah semua firman Tuhannya dan berdalih dirinya merasa
"Paling" pintar, maka dirinya dan seluruh keturunannya akan
dimusnahkan. Kemusnahan
bumi ini tidak akan dengan serta-merta
tapi secara sedikit demi sedikit yang dilakukan oleh manusia-manusia yang tidak
lagi memiliki Iman kepada Tuhannya. Hancur sehancurnya tanpa sisa yang
diakibatkan oleh perbuatannya sendiri karena masing-masing merasa
"Paling" kuat dan digdaya untuk menghancurkan yang lainnya".
"Neraka
tidak hanya diciptakan dan disediakan tapi Neraka
juga bisa ada ketika manusia sedang sibuk berebut mencari "anggapan"
dan bumi ini bisa menjadi Neraka
bagi orang-orang yang telah ingkar kepada Tuhannya".
"Dajjal
itu adalah manusia yang menjadi iblis. Bukan
iblis yang menjadi manusia, perumpamaan iblis akan berwujud manusia itu
tidaklah benar, manusia itu sendirilah yang menyarukan dirinya sebagai utusan
(seorang yang suci) tapi dia meracuni hamba Tuhannya yang lain untuk tidak lagi
mempercayai ajaran-ajaran Tuhannya, firman-firman Tuhannya bahkan sabda
nabinya".
"Mereka
hanya menganggap dirinyalah Tuhan
itu dan dirinyalah yang pantas disebut sebagai Tuhan atau bahkan orang yang
suci, padahal mereka tahu tidak ada Tuhan selain Allah dan telah dijanjikan,
barang siapa membuat kehancuran di muka
bumi ini (manusia), maka dirinya akan dihancurkan seluruhnya tanpa dihisab
(diadili) dan azab itu tidak hanya diberikan di akhirat tapi juga di dunia".
"Manusia
yang tidak Iman (percaya dengan Tuhan), percaya dengan gaib, percaya dengan
malaikat dan percaya dengan Rasul-rasulnya, percaya dengan ketetapan-ketetapan
Tuhannya, maka manusia ini sudah bukan lagi seorang manusia tapi sudah menjadi
iblis yang menjadi musuh utama Tuhannya".
Tak
ada lagi kata yang terucap di bibirku,
yang menjadi kelu, aku terdiam, terpaku dan tak tahu harus berkata apa.. Kucoba mengangkat wajahku dan kutatap
langit yang terbelah itu dengan takjub.
"Pergilah,
sampaikan pesanKU pada semua manusia dan jangan pernah
kamu ragu lagi", suara itu menjauh dan langitpun kembali tertutup... hitam.. gelap.. dan dingin... tiba-tiba aku sudah berada di atas punggung Naga itu dan sahabatku sudah berada di belakangku, memegangi tubuhku yang
gontai kedinginan.
Sesampai
di rumah sahabatku membungkus tubuhku dengan selimut.. akupun mulai menangis sebisaku.. parau dan sakit. Sahabat-sahabat gaibku hanya mengelus
rambutku dan memintaku untuk beristirahat.. hingga aku kembali segar dan
kutuliskan pengalamanku tadi.
Sahabatku
terkasih, kalau saja dapat aku gambarkan secara nyata pengalaman gaibku, entah
itu dengan di ambil gambarnya atau videonya, ingin rasanya aku tidak kehilangan
moment paling berharga dalam sejarah hidupku. Tapi aku hanya bisa bercerita dan
menyampaikan saja secara tulisan.
Alangkah
sedihnya bila aku harus melihat sahabatku yang hebat dan pintar dalam agama
tapi dirinya tidak memiliki iman sedikitpun di hatinya tentang Tuhan bahkan
mengingkariNYA. Kubayangkan kesakitan bathinnya di dunia karena Tuhan hanyalah
menjadi sebuah simbol dan huruf belaka tanpa bermaksud mempercayaiNYA.
Kubayangkan seumur hidup dirinya dalam ketakutan karena dirinya telah
mengingkari ajaran-ajaranNYA bahkan semua yang telah difirmankan Tuhan.
Hanya
Engkau Allahku yang Maha Suci lagi Maha Pemaaf, berilah kami semua hidayahMU,
berilah kami petunjukMU agar kami tak sesat dan tersesat jauh dari
ajaran-ajaran yang kami anggap benar tapi malah menjauhkan kami dariMU. Sungguh
kami hanyalah manusia yang menginginkan kebaikan dan berbuat baik semata hanya
untukMU, bila kami salah, hukumlah kami dengan memberi kami
peringatan agar kami bisa sadar dan insaf dan memperbaiki kesalahan yang telah
kami perbuat.
Maha Suci Engkau Allahku dengan segala
FirmanNYA.
Salam damai
sahabatku, kasihku untukmu semua.
Hanya kepadaNYA kita akan kembali dan
percayalah Tuhan itu Maha Tahu dari apa yang manusia tidak ketahui.