Rabu, 14 September 2011

Mereka Tidak Gila.....

Selama beberapa minggu, kegiatanku melakukan penelitian dan terapi di sebuah Rumah Sakit jiwa, sebuah tempat yang dipergunakan untuk merawat orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan terutama yang sudah berstadium tinggi alias sudah akut dan sulit untuk disembuhkan. Secara umum masyarakat menjuluki sebagai rumah sakitnya orang gila. Tidak bisa dipungkiri, perilaku dan perkataan orang-orang dengan penderita psikotik ini memang sulit untuk dipahami oleh orang secara umum, antara khayalan, imajinasi, fantasi dan kenyataan tercampur menjadi satu, belum lagi reaksi fisik ketika dirinya merasa terancam atau tidak nyaman akan suatu hal, hal ini ditunjukkan dengan mengamuk, meludahi atau memukul siapapun yang berada didekatnya. Segala hal yang dimiliki oleh orang yang normal seolah dihapuskan dari jiwanya, hingga terpecah dan tidak bisa menjadi sebuah kewajaran bagi seorang manusia pada umumnya.

Sahabatku, meski baru beberapa hari aku menemui pasien-pasien gangguan kejiwaan ini, dalam hatiku sering kali aku menjadi sedih, usia penderita kebanyakan masih pada usia produktif dan masih sangat muda tapi mereka sudah tidak mampu mengenali diri mereka sendiri dan tidak mampu untuk mengontrol apa yang seharusnya orang normal lakukan. Setiap orang pasti memiliki masalah dan setiap masalah pasti membutuhkan jalan keluar atau solusi, sebagian orang menghadapi masalahnya dengan sharing bersama dengan orang-orang terdekat atau orang yang dipercayai dan diyakini mampu untuk membantunya keluar dari kesulitan atau permasalahan hidupnya, tapi bagi yang tidak mampu menghadapi, dirinya menjadi apatis dan memilih untuk membelokkan apa yang menjadi permasalahannya, orang- orang ini sangat rapuh dan selalu berharap bantuan dari orang lain artinya orang lain yang harus mengerti dan memahami apa yang dipikirkannya meskipun dia tidak menyatakan atau menceritakan masalahnya. Tentu saja hal ini tidak mudah bagi keluarga atau orang terdekatnya, pastinya orang tidak akan pernah tahu apa yang dipikirkan orang lain kalau tidak diceritakan. Ketika dilihat perbuatan orang ini ekstrim kemudian dianggapnya gila,padahal normal ketika seorang memiliki masalah kemudian dirinya menunjukkan kemarahan dengan memukul, mengomel, atau bahkan berdiam diri dan keinginan untuk bunuh diri yang besar, tapi bukan lantas diselesaikan dengan langsung dikirim ke rumah sakit jiwa, karena image dari rumah sakit jiwa ini berarti mendukung seorang yang sedang mengalami gangguan ini bahwa dirinya gila, apalagi kalau yang memasukkan kerumah sakit jiwa adalah keluarganya sendiri, pasien akan semakin merasa dirinya dikucilkan dan tidak diberi kepercayaan.

" Sesungguhnya tidak ada seorangpun penderita gangguan kejiwaan yang tidak bisa disembuhkan, yang dibutuhkan adalah kita memberi kepercayaan dan memahami apa yang menjadi masalah hidupnya, keluarga atau orang-orang terdekat dengan pasien merupakan obat paling mujarab untuk kesembuhan mereka, caranya dengan memberi dirinya keyakinan bahwa semua orang mengasihi dan menyayanginya, menumbuhkan percaya diri dan harga dirinya sebagai manusia seutuhnya". Kalau melihat dari usia mereka yang terbilang masih belia tapi sudah kesulitan dalam menghadapi masalahnya hal ini lebih banyak disebabkan oleh aturan atau norma dari doktrin-doktrin agama yang keliru cara penyampaian dan penerapannya hingga akhirnya ketika terjadi sebuah permasalahan orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap apa yang telah diajarkan hingga pasien ini percaya dan yakin (meskipun keliru), malah membawa mereka kerumah sakit jiwa, hal inilah yang membuat penderita semakin bingung, kenapa orang yang telah mengajarkan agama tapi malah mengucilkan dirinya , seolah menjadi aib bagi keluarga tersebut ketika ada anggota keluarganya yang hilang ingatan. Pasien jiwa ini akhirnya tidak bisa lagi mempercayai siapapun, tidak peduli lagi terhadap lingkungannya dan akalnyapun tidak lagi dipergunakan karena dirinya sudah membelokkan segala hal yang menjadi keinginan dan harapan hidupnya dan memilih untuk menjadi gila dalam artian menjadi orang yang tidak mau didekati orang lain dan menjauhi orang lain dan menyibukkan diri dengan dunianya sendiri.

Sahabatku terkasih, sebagai gambaran bahwa masa kanak adalah masa yang sangat rentan dalam mengisi pengalaman hidup mereka, salah menyampaikan ajaran yang dianggap baik tapi tidak konsisten akan menimbulkan masalah juga dikemudian hari. Anak-anak yang dibesarkan dengan cemooh, celaan, penghinaan, permusuhan maka dia akan belajar menjadi seorang yang rendah diri dan memiliki harga diri yang rendah, sedangkan anak-anak yang dibesarkan dengan kemanjaan dan perlindungan yang berlebihan (segalanya dilayani dan disiapkan,selalu dijaga) maka anak akan belajar menjadi seorang yang tidak mandiri dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

Maka besarkanlah anak-anak kita dengan dorongan atau dukungan, pujian, toleransi, kasih sayang dan persahabatan agar dirinya belajar untuk menghargai bersikap adil, percaya diri dan mensyukuri segala yang ada pada dirinya dan dirinyapun akan belajar untuk menemukan cinta dalam kehidupannya.

Bila ingin mengajarkan agama atau menerapkan aturan sosial , berpikirlah terlebih dahulu sebelum menyampaikan dan harus realistis yang disesuaikan dengan psikologis manusia tanpa memandang apapun jenis kelaminnya (gender).

Kasih Tuhan Tanpa batas dan tidak ada batasan bagi siapapun yang ingin mencari Tuhannya. Bukan Tuhan yang mencari kita tapi kitalah yang seharusnya mencari Tuhan.

Lakukan kebaikan dengan memberikan pengajaran tentang agama yang sebenar-benarnya kepada generasi muda kita. Agar siapapun juga bisa menerima norma agama dan sosial secara akal dan naluriah.



Sahabatku terkasih, bila dirimu sedang berduka karena suatu masalah mintalah bantuan orang lain yang kamu percayai untuk bisa membantu menyelesaikan masalahmu, bila kamu malu pergunakan akal sehatmu untuk mencari solusi sendiri dan percayalah tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dan yakinlah Tuhan ada bersama kita, carilah Dia dan mohonlah perlindungan dan kekuatan kepadaNYA agar semua masala dapat kita atasi dengan baik dan benar, benar bagi orang lain dan baik untuk diri sendiri.

Percayalah sahabatku, semua masalah disesuaikan oleh Tuhan dengan kemampuan kita dan yakinkan pula kita pasti mampu untuk menjalani dan melaluinya.



Salam damai sahabatku, kasihku untukmu semua

Damaikan hatimu dan berpikirlah dengan akal sehatmu, semua akan baik-baik saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar