Rabu, 14 September 2011

Yang Penting Hasil Akhirnya.....

Dosa adalah sebuah kata yang memiliki kekuatan untuk membuat seseorang akan berpikir sekian kali dalam melangkah karena kata-kata dosa juga cukup mampu menghentikan suatu niat yang kurang baik untuk terjadi. Tak jarang kita mendengar," Jangan begini (begitu) nanti dosa". Ada pula yang seringkali orang tidak sadar bahwa dirinya sudah mengadili orang lain dengan berkata," Kamu telah berdosa", seolah dirinya sudah menjadi Tuhan bahkan melebihi dari pada Tuhan dan bisa menentukan seseorang itu berdosa atau tidak. Ini merupakan sudah pengingkaran terhadap Tuhan. Sesungguhnya yang dapat menentukan seseorang itu berdosa atau tidak adalah Allah semata, karena Allah yang Maha Tahu apa sebenarnya yang di niatkan dalam hati orang itu, terkadang dia berbuat kejahatan tapi sebenarnya niatnya baik, atau ada orang yang berbuat baik tapi niatnya jahat. Siapa lagi yang bisa mendengar kata Hati orang kalau bukan Tuhan. Lalu kenapa orang-orang sekarang kok jadi pada bersikap atau berkata-kata seperti Tuhan?.

Sahabatku terkasih, kali ini perjalanan gaibku aku jalani setelah aku berdoa pada malam hari, sahabat gaibku menunjukkan seorang yang sangat aku kenali, dia sahabat gaibku yang aku kenal sangat tampan dan memiliki senyum yang khas, wajahnya memang mirip artis India meski dia berasal dari Arab.Sahabat gaibku ini sedang membersihkan kepala seorang biksu yang gundul karena kepala yang seringkali digundul sering tumbuh semacam ketombe yang melekat dikulit kepala yang bisa membuat rasa gatal. Setelah selesai biksu itu berdiri dan mengucapkan terimakasih padanya kemudian pergi.

Kemudian Sahabat tampanku melambai padaku dan memintaku untuk masuk ke rumahnya. Rumah yang sederhana dan ada sebuah meja besar dengan kursinya. Sahabatku menyiapkan, sepiring roti dan semangkuk masakan daging (aku gak tahu nama masakannya), segelas minum dan semangkuk kecil kurma. " Makanlah, ini makanan khas di negeriku". Kuambil piring roti itu dan kusiram dengan masakan daging yang banyak kuahnya, aku memakannya dengan sendok, rasanya enak dan sangat lezat, aku makan hingga habis semua termasuk kurma yang manis sekali".

Selesai makan, sahabatku membersihkan meja itu dari bekas makanku. Kemudian dia duduk berhadapan denganku dimeja itu dan meletakkan 2 buah buku diatas meja. Aku baca huruf disampul buku itu ternyata buku itu Alqur'an dan Hadist. " Kau tahu itu buku apa dengan membaca hurufnya kan" tanya sahabatku. "Iyalah, aku bisa tahu ini buku apa dengan membaca huruf-hurufnya", jawabku.



Sahabatku berkata," Maya, setiap orang bisa tahu sebuah buku atau Kitab karena membaca huruf-hurufnya, tapi karena Alquran ini asalnya berhuruf Arab dan orang itu bukan berasal dari Arab, artinya dia tidak bisa membaca huruf Arab maka yang akan dilakukan adalah membaca terjemahan dari kitab ini, lalu siapa yang membuat terjemahannya?"

" Yang buat terjemahannya sudah pasti orang yang bisa membaca huruf Arab, kemudian dia menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia", jawabku.



Sahabatku mengangguk," Ya, Orang yang menerjemahkan Al Quran ini menerjemahkan satu persatu setiap huruf Arab kedalam bahasa Indonesia agar orang Indonesia bisa membaca Al Quran sesuai dengan bahasa yang dipahaminya, padahal AlQuran ini memiliki makna filosofi karena berasal dari Tuhan, lalu siapa yang menafsirkan isinya?"

Ku jawab," Yang menafsirkan sudah pasti orang yang pekerjaannya membaca Alquran, kemudian dia menerjemahkan sekaligus menafsirkan isinya (maknanya)".



" Ya, orang itu setiap hari pekerjaannya hanya membaca dan menerjemahkan sekaligus menafsirkan dan mereka biasanya tinggal di pondok-pondok yang hanya dikhususkan untuk belajar Alquran dan Hadist saja, tapi pernahkah mereka melihat keluar disekeliling kehidupan mereka dan kemudian menyesuaikan dengan ajaran dari AlQuran dan Hadist ini?"tanya sahabatku lagi.

Kujawab," Ya aku nggak tahu sich, setahuku seorang yang belajar AlQuran , membaca atau mengaji dan mengkajinya itu hanya ada di pondok-pondok pesantren dan di negeriku banyak sekali pondok seperti itu, tiap hari mereka mengaji, sholat, diskusi, makan, tidur, atau melakukan kegiatan yang berada dilingkungan pondok mereka secara bersama-sama dan mereka dipisahkan berdasar jenis kelaminnya".



Sahabatku menerangkan," Ya , itulah yang aku maksudkan, seorang yang belajar tentang Alquran hanya membaca huruf-hurufnya saja, kemudian diterjemahkan dan ditafsirkan seperti yang sudah dituliskan, tanpa bermaksud untuk men cari atau mendapatkan pengalaman terlebih dahulu untuk kemudian menafsirkan sebuah AlQuran atau Hadist yang disesuaikan dengan lingkup dikehidupannya, seperti budaya, cara berpikir orang Indonesia dan bagaimana kejiwaan manusia, otomatis yang mereka tafsirkan adalah tata cara hidup orang Arab termasuk budaya dan kebiasaannya.



Sahabatku melanjutkan," Pertanyaannya," Bagaimana mungkin dia mengeluarkan penafsiran itu untuk dibaca orang dinegerinya sementara mereka tidak tinggal di Arab, dan bagaimana mungkin mereka tahu tentang kebutuhan manusia terhadap agama dan Tuhan bila mereka tidak pernah kemana-mana (hanya didalam pondok), bahkan mereka jauh dari keluarga dan sanak familinya?..Apa yang mereka ketahui tentang cara berpikir orang-orang dinegerinya bila dia tidak mengamati dan mempelajari dengan langsung menjadi bagian dari masyarakat dinegerinya?..mereka hanya mengenal semua orang didalam lingkup pondoknya sama-sama memakai sarung ,baju koko dan kopyah, apa yang akan mereka lakukan ketika diluar sana ada yang tidak berpakaian seperti mereka, tidak bisa membaca huruf Arab seperti mereka meskipun sesama Muslim?..Apa yang akan mereka lakukan, ketika ada orang yang beragama berbeda dan memiliki tempat ibadah yang berbeda pula?...Jawabnya adalah mereka tidak akan bisa menerima perbedaan itu dan menganggap orang-orang diluar sana adalah musuh dan mereka dengan lantang akan mengatakan," Mereka orang-orang yang penuh dosa dan Kafir" karena tidak sama dengan mereka". " Mereka mampu menafsirkan ajaran-ajaran AlQuran meski mereka tahu bahwa Al Quran itu tidak hanya dibuat untuk orang Islam saja tapi semua umat manusia di muka bumi ini dan Al Quran dibuat pada saat itu di negeri Arab, yang terpola dalam pikiran orang-orang di negerimu adalah mensosialisasikan gaya hidup orang Arab, budaya orang Arab dan bahasa orang Arab, seolah mereka tidak terlahir di negerinya sendiri tapi di negeri Arab. Hasilnya adalah mereka tidak memahami dengan sebenar-benarnya ajaran yang telah Allah sampaikan dengan mengajak untuk memusuhi orang-orang yang berbeda pandangan dengan dirinya, apakah hal ini mencerminkan orang-orang yang telah mengenal Tuhannya (beriman), meski sudah bertahun-tahun tinggal didalam pondokan?..tentu saja tidak..!!..Orang-orang ini hanya bisa membaca saja dan bukan mempelajari ajaran-ajaranNya. Mereka tidak pernah mencari Tuhannya tapi hanya mencari sehuruf demi sehuruf tulisan Arab untuk diterjemahkan dan bukan melakukan atau mengerjakan ajaran itu dalam kehidupannya"



" Seorang yang bijaksana dan adil, akan berpikir mengapa dia harus membaca Al Quran (Iqro), dan jawabnya adalah , dia menjalankan kebaikan dalam lingkungan keluarganya, tetangganya, rekan kerjanya atau dimanapun tempat mereka berada dan bantu- membantu dalam berbuat kebaikan, hanya untuk Allah semata (iman)".



" Tak perlu menjadi seperti orang Arab karena hanya ingin bertemu Tuhan, tak perlu berbahasa seperti orang Arab hanya karena ingin dianggap pintar membaca huruf Arab, tak perlu membudayakan budaya orang Arab kalau kalian tinggal di negeri yang berbeda". " Allahlah yang menciptakan semua berbedaan itu dan jalani sajalah sesuai dengan budaya masing-masing, karena yang Allah inginkan adalah manusia itu sadar, bahwa ada yang menciptakan dan mengatur kehidupan setiap manusia, maka hendaknya manusia itu beriman kepadaNYA".

" Dan satu hal yang terpenting, janganlah berkata-kata atau menuliskan seruan yang bermakna bahwa dirinya adalah Tuhan, yang bisa menentukan orang itu berdosa atau tidak, akan masuk neraka atau tidak, apapun alasannya meski dengan dalih mengingatkan sesamanya, tetap hal ini tidak sepatutnya dilakukan".

" Jangan pernah mengingatkan orang lain untuk melakukan suatu kebajikan, karena semua manusia tahu dirinya selalu ingin berbuat kebajikan jadi usahlah kamu menyuruh-nyuruhnya, karena suruhan yang kamu mintakan kepadanya justru akan membuat orang itu akan semakin menjauh dari Tuhannya. Kata-kata," Kamu gak sholat..dosa lo kalau gak sholat?"..orang ini jelas-jelas telah menjadikan dirinya adalah Tuhan bahkan telah mendahului kewenanganNYA. Sesungguhnya Hanya Allah yang Maha Tahu apakah orang ini beriman atau tidak, meskipun setiap hari dia melakukan sholat tapi dihatinya tidak sedikitpun mengImaniNYA bahkan perbuatan yang ditunjukkannya bukanlah perbuatan seorang manusia yang beriman (menggunjingkan orang lain, menghina orang lain, sombong dll). Jauh lebih baik ketika dalam keadaan seperti apapun manusia senantiasa berbuat kebaikan dan dia mengatakan dalam hatinya," Allahku, aku melakukan ini karenaMU, karena hanya dengan kebaikan inilah nantinya aku dapat bertemu denganMU... Amin".



Baiklah sahabatku kisah perjalanan gaibku kali ini, semoga bisa mendatangkan kebaikan bagi kita semua

Salam Damai sahabatku , kasihku untukmu semua.



Dalam hidup kita hanya mencari kebaikan untuk kita persembahkan kepada yang menciptakan diri kita yaitu Allah.

" Maha Suci Engkau Allahku, ampunilah segala kesalahan hambamu ini".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar