Rabu, 02 Maret 2011

Tradisi Keseharian

Selalu ada saja yang bisa dibahas dalam keseharian kita, kalau aku membahasnya dari sisi agama maupun psikologis itu karena aku lebih menyukai menilai seseorang itu dari "insight"nya, alangkah sangat membahagiakan bagiku ketika bisa mengerti dan memahami orang lain (psikologis). Kali ini aku melihat tentang tradisi Sholat Jumat atau yang biasa umat Islam bilang Jumatan. Sholat ini hanya dilakukan bersamaan ketika sholat Dhuhur. Jujur aku sendiri tidak pernah mendatangi sholat Jumat karena sejak aku kecil dulu yang mendatangi sholat Jumat biasanya kaum pria. Tapi dari cerita sahabat-sahabat priaku yang menjalankan ibadah sholat Jumat ini seringkali mereka malah asyik main HP (ntah itu sms-an, FBan atau main games) atau ngobrol dengan temannya dan ketika ritual sholat Jumat sudah selesai, pria-pria ini kembali kerumah atau ketempat kerjanya masing-masing dengan wajah lelah, kok sepertinya sholat Jumatan itu membosankan sekali, padahal kegiatan silaturahmi antar sesama muslim ini pastinya ada diberi wejangan atau khotbah dan seharusnya ketika kegiatan sudah selesai wajah mereka penuh rasa puas dan bahagia (segar kembali), tapi yang terjadi sering malah sebaliknya.Kenapa ya..?? apa khotbahnya kurang menarik, kurang memberikan suatu hal yang baru atau terkesan pakem hingga tidak bisa mencakup kebutuhan rohani yang diperlukan atau cara dakwahnya yang kurang mengena..??..Meskipun sebenarnya dakwah bisa dilakukan dengan cara apapun, dengan berbicara keras, berbisik, menulis kemudian disebarkan, dengan berdiri atau duduk dakwah masih dilakukan, karena sebenarnya yang dipentingkan adalah tujuan dari pada dakwah itu sendiri. Kalau dakwah dilakukan dengan tujuan ingin menyampaikan pengetahuan yang diketahuinya secara luas hal ini masih bisa diterima, tapi kalau tujuan dari pada dakwah semata hanya ingin dianggap paling tahu, paling bisa atau paling mengerti dan menganggap orang lain tidak tahu apa2, jelas ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan orang-orang yang didakwai ini tidak akan mendapatkan apapun. Setidaknya bila ingin melakukan dakwah, dipastikan dirinya menyampaikan apa yang diketahuinya tanpa bermaksud untuk mendapatkan reaksi atau tanggapan dari orang lain, nah inilah yang disebut dengan Ikhlas. Masing-masing akan mendapatkan manfaat, tapi kalau yang disampaikan itu sesuatu hal yang sebenarnya tidak dia ketahui tapi dibuat seolah-olah dirinya tahu banyak ini namanya bohong atau membual.

Sebenarnya banyak orang yang mencoba untuk mengerti tapi dirinya terlalu menuntut dirinya untuk mengerti padahal tidak tahu apa-apa, akhirnya hanya melakukan celoteh sia-sia yang sama sekali hanya membuat yang mendengarkan menjadi jenuh dan bosan, masih bagus kalau jamaahnya nunggu khotbah selesai, yang lebih parah jamaah baru datang ke masjid menunggu setelah khotbahnya selesai karena tidak ada ketertarikan untuk menyimak apa yang disampaikan si pengkhotbah ini. Sholat Jumat hanya menjadi sebuah ritual belaka. Padahal seperti yang pernah aku tuliskan dalam catatanku terdahulu bahwa Sholat Jumat diadakan oleh Muhammad SAW sebagai bentuk silaturahmi sesama Muslim agar terjalin kebersamaan dan sama-sama memiliki tujuan untuk mencari Tuhan dan hanya beribadah kepadaNYA melalui kebaikan-kebaikan yang dilakukan dan Sholat Jumat hanya dilakukan setiap hari Jumat saja disela-sela banyaknya kesibukan yang harus dikerjakan oleh semua umat untuk menjalani proses kehidupannya.

Sahabat gaibku bercerita padaku tentang pengalaman dirinya ketika melakukan dakwah," Dulu, dalam sebuah Masjid, di Masjid Nabawi aku dan seluruh sahabat-sahabatku berkumpul. Saat itu bulan Ramadhan. Ketika itu aku menyampaikan kepada semua sahabatku bahwa setelah sholat Isya disunnahkan untuk melaksanakan sholat Tarawih. Setelah itu aku bersama dengan mereka mengerjakan sholat Tarawih bersama-sama dengan 11 rakaat, tetapi suatu saat sahabat yang selalu berada didekatku, dia menjadi Imam dan menjalankan Sholat Tarawih 21 Rakaat. Dari contoh ini kamu bisa menyimpulkan, walaupun mereka berada dalam satu tempat dan satu kesempatan yang sama tapi masih saja terjadi perbedaan pemahaman, apalagi pada jamanmu saat ini, banyak orang yang mengerti tapi banyak juga yang bodoh, bodoh karena tidak mau mempergunakan ilmu pengetahuannya untuk berpikir".

" Dan itu seringkali terjadi, setiap kali aku menyampaikan, ada yang mengerti, ada yang kurang memahami, tapi apakah itu salah?..tentu tidak..tapi disitulah batasan pengetahuan yang mereka miliki".

" Pengetahuan manusia itu berbeda-beda, apalagi pemikirannya, ada yang cepat mengerti , ada yang biasa-biasa saja , ada yang susah sekali untuk mengerti dan yang lebih susah lagi kalau dirinya tidak menyadari kalau dirinya susah untuk mengerti (mungkin bolot maksudnya)"

" Ketika kamu mengetahui sesuatu dan kamu harus segera menyampaikan meskipun sedikit karena dari yang sedikit ini nantinya akan ditambahkan bila ada yang menambahkan atau menyalahkan , nah dari bantahan ini membetulkan apa yang kamu sampaikan, maka kamu akan mendapat keuntungan ganda dari ilmu yang kamu dapatkan. Selain itu menyampaikan kebaikan itu sebagai bentuk rasa syukurmu kepada Tuhanmu, tapi kalau kamu memiliki pengetahuan tapi tidak mau menyampaikan berarti kamu seorang yang pelit dan tidak tahu berterimakasih pada Tuhan".

" Jadi ketika kamu berdakwah/ menyampaikan sesuatu, maka sampaikan apa yang kamu ketahui itu tanpa harus memaksakan, kalau kau tidak tahu katakan tidak tahu".

" Ketika kamu menyampaikan apa yang kamu ketahui saja, maka muncul dari diri dan perasaanmu, kau hanya berkeinginan untuk menyampaikan apa yang kau ketahui ,itu namanya ikhlas".

" Jangan mempermasalahkan banyak atau sedikit , kalau yang kau ketahui sedikit tapi menyampaikan banyak itu namanya bohong".

" Tak perlu kuatir ketika kamu hanya menyampaikan sedikit, nantinya akan ditambahkan oleh orang lain. Terserah orang itu menambahkan yang benar atau salah, setidaknya cukup diketahui orang itu menambahkan apa yg kamu ketahui".

" Dakwah itu menyampaikan bukan memancing atau menabung tapi hanya menyampaikan dan sesuatu yang disampaikan itu akan diserahkan kepada orang lain. Terserah orangnya mau menerima atau tidak karena kau tidak berhak memintanya kembali".

" Kalau kamu ragu atas apa yang kamu sampaikan hanya karena orang itu menilaimu Riya', tak perlu kamu memusingkan apa yang disampaikannya. Semua orang berhak menilai/mengira, karena yang tahu sebenarnya adalah dirimu sendiri( niat) dan itu boleh-boleh saja, tapi kalau yang dikira-kira atau diterka itu salah itu namanya Fitnah termasuk kebiasaan menggunjingkan orang lain, jadi alangkah lebih baik kalau bertanya langsung kepada orangnya dengan jalan musyawarah karena dengan mengajak bicara bersama-sama, berarti itulah yang sebenar-benarnya karena yang berbicara dan menjelaskan adalah orangnya langsung".

" Kalau kamu menganggap bahwa perbuatan menggunjing itu merupakan hal yang sudah biasa dilakukan dalam masyarakat sekelilingmu dan keseharianmu dan tahu bahwa hal ini dosa tapi tetap saja dilakukan, itu sama halnya dengan mengingkari Tuhan. Karena menggunjing itu merupakan fitnah yang bisa menyengsarakan orang lain dan ini jelas-jelas tidak benar." T

"Tapi jangan pernah kamu menyatakan suatu perbuatan itu dosa kepada orang lain, karena itu hanya Tuhan yang tahu, tapi katakanlah bahwa " Kamu telah mengingkari pengetahuan yang telah diberikan Tuhan kepadamu dan kau telah mengkhianatiNYA, bersegeralah mohon ampun padaNYA".

" Berusahalah untuk menemukan sendiri dimana letak kesalahanmu, ketika kamu melihat orang-orang yang ada disekitarmu telah melakukan kesalahan (introspeksi)".

" Kalau kamu melihat orang melakukan kesalahan dan kemudian dirinya menyatakan kesalahan itu dibuat karena pengaruh dari orang-orang yang ada disekitarnya, maka katakan padanya bahwa kelak seluruh perbuatannya adalah dirinya sendiri yang bertanggung jawab dan bukan orang lain meskipun mereka adalah orang tua, suami, guru, orang yang disegani dsb".

Baiklah sahabatku, kesimpulannya siapapun yang menyampaikan sesuatu padamu sebaiknya dihargai dan diambil manfaatnya, kalau toh kamu merasa bisa menambahkan apa yang disampaikan orang itu maka sampaikan tanpa kamu harus memaksa. Mulai sekarang jadikan kegiatan silaturahmi Sholat berjamaah di masjid sebagai kegiatan dimana kita menyatukan hati, visi dan misi bersama untuk mendapatkan Ridho NYA. Karena kita hidup pasti akan berakhir, setidaknya kita tidak menyia-nyiakan hidup hanya untuk mencari sesuatu yang tak pasti yang sebenarnya telah diatur olehNYA. Tetap beribadah dan tetap semangat ya..



Salam damai sahabatku, kasihku untukmu semua

Hanya kasih Tuhan yang mampu menyatukan Kita..

Allahu Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar