Rabu, 02 Maret 2011

Tuhan Tidak pernah membohongi kita

           Mengetahui sejarah tokoh pemimpin, baik itu tokoh-tokoh yang ada dinegeri kita dimasa lalu maupun tokoh spiritual di zaman dulu menjadi hal yang selalu ingin aku petik hikmah dari perjalanan hidup mereka. Tak jarang sering kita ketahui perjuangan dari tokoh-tokoh ini sangat memiriskan hati, tak bisa kubayangkan bagaimana sakit yang mereka rasakan, penderitaan dan ketakutan juga kecemasan membaur menjadi satu dan anehnya mereka tak pernah menganggap semua itu sebagai beban karena mereka melakukannya karena Tuhan.Bagi Para Utusan ini penderitaan dalam perjuangan menunjukkan kekuasaan Tuhan terkadang harus ditebus dengan penderitaan seumur hidupnya (ini sich menurutku secara psikologis). Tapi ternyata mereka sama sekali tidak menganggap sebagai sebuah masalah karena nyatanya mereka masih hidup dan berjalan jadi semua tujuan hidupnya hanya ditujukan pada Tuhan semata. Kalau kita ketahui ketika seorang rasul atau utusan Tuhan dihadirkan ditengah-tengah manusia yang sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap Tuhannya, terjadi banyak kerusakan, pembunuhan dan perpecahan. Maka Utusan yng merupakan manusia yang terlahir dilingkungan itu sendiri untuk menghentikan kejahatan yang telah dilakukan baik oleh penguasanya maupun oleh cara berpikir masyarakatnya sendiri yang semena-mena dan tidak menghargai dan menghormati satu sama lain, hingga terjadi pertikaian bahkan pertumpahan darah. Jelas hal ini tidak akan dibiarkan oleh Tuhan, maka di ciptakannya anak manusia yang kelak akan menghentikan segala kejahatan yang terjadi dinegeri itu.
           Sahabatku, perjalanan gaibku kali ini, ketika seorang pria berjubah merah dan memegang tongkat yang merupakan salah satu utusan paling menderita (menurutku), tak banyak bicara dia mangajakku berkeliling dengan menaiki sebuah perahu, dia menyerahkan tongkatnya padaku, ntah kenapa aku mengambil tongkat besar itu dan aku pegang. aku tak tahu tiba-tiba tongkat itu berubah menjadi ular yang sangat besar sekali melilit ditanganku, biasanya aku takut ular tapi karena aku dalam keadaan gaib , aku yakin ular itu tak berbahaya. saking kuatnya ular itu melilit aku sampai terjungkal masuk kedalam sungai, aku yang tidak bisa berenang ditarik dengan ular ini menuju perahu itu... aku duduk lagi diatas perahu..kucari pria berjubah merah tadi tapi tidak nampak. Ular itu tiba-tiba berbentuk seperti ular kobra dan langsung mematuk lenganku, tapi aku cuma bilang," Sudahlah, kamu tak perlu repot-repot menggigitku karena aku gaib dan aku tidak akan terluka, ayo kita lanjutin perjalanan kita" ajakku pada ular itu.
 Aku berjalan mendaki meninggalkan sungai itu, tak jauh dari tempat aku berdiri aku menyaksikan pria berjubah merah itu membunuhi banyak sekali bayi-bayi, entah bayi siapa..cukup dengan memelintir lehernya dengan tangannya yang kuat dan nampak kokoh bayi itu mati seketika...aku terkesiap campur mual..aku bertanya," kenapa kamu bunuhi bayi itu..itu bayi siapa..kenapa tidak kita kembalikan pada orang tuanya atau kita rawat saja?"..tanyaku bergetar karena bayi yang hendak dibunuh itu banyak sekali bahkan aku juga melihat ada bayi yang merangkak.." Kamu tak berhak membunuh bayi itu, Tuhan menghendaki kita semua memelihara makhluk ciptaannya dan bukan dibunuhi, kalau kamu merasa kelak anak-anak bayi ini akan melakukan kesalahan, itu sudah pasti tergantung bagaimana mereka menerima hikmah dari pengalaman hidupnya, tolong hentikan!"..aku berbicara dengan menjerit, tapi pria itu tak menggubrisku sama sekali. Akupun meninggalkan pria itu dengan tanda tanya..tiba-tiba aku sudah berdiri menghadap laut...laut itu sangat biru tapi kemudian warnanya menjadi memerah..terus memerah...aku ketakutan..bau anyir darah seolah tercium olehku..aku berlari menjauhi laut itu...terus berlari..saat aku menoleh kebelakang air laut itu mengejarku...dan secepat kilat air laut berwarna merah dan berbau darah itu mengebungku hanya selangkah ditempat aku berdiri...aku mual-mual..terus mual...rasanya aku ingin muntah-muntah..tiba-tiba air laut yang seperti darah itu terbelah...pria berjubah merah itu menarik tanganku dan menembus kepungan air laut berdarah dan membuatku mual..
Aku terhenyak kelelahan...hampir saja aku pingsan karena ketakutan.. kutarik nafasku dalam-dalam..hingga perasaanku kembali tenang..
Pria berjubah merah itu menjelaskan," Itulah yang terjadi di masaku dulu, ketika Fir'aun masih berkuasa, banyak pembunuhan yang dilakukannya terutama terhadap lelaki, semua lelaki dibunuh , bayi lelaki dibunuh dan dikebiri (dipotong penisnya), aku juga menjadi salah satu dari para laki-laki yang dikebiri hingga aku tak pernah bisa bercinta apalagi menikah dan memiliki anak. Aku memberikan contoh berapa banyak bayi laki-laki yang dibunuh semata hanya karena Firaun tidak ingin ada satupun lelaki dinegerinya dan kemudian menyaingi dirinya".
Saat kutanya mengapa dia harus mengorbankan diri dan mengabaikan kepentingannya sendiri demi Tuhan, pria itu menjawab," Tuhanku selalu berbicara denganku dan aku selalu berbicara dengannya, Tuhanku memberiku tongkat yang bisa berubah wujud menjadi ular besar untuk melawan tukang sihir Firaun, Tuhanku telah memberiku kemampuan untuk bisa berbicara dengan tanah, air dan batu hingga aku bisa memerintahnya.Dengan seijin Tuhan aku bisa membelah lautan.Apapun bisa kulakukan termasuk memberi air minum kepada seluruh manusia melalui tongkat yang diberikan oleh Tuhanku. Firaun telah menutup seluruh aliran sungai yang mengalir kedesa-desa agar masyarakat pada masa itu memohon belas kasihan kepada Firaun dengan menyatakan bahwa yang memberi kehidupan adalah Firaun. Hal ini terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama hingga banyak kematian karena tidak ada sumber air. Aku juga tinggal bersama mereka hingga Tuhanku memerintahkanku untuk memukul tongkatku keras-keras ketanah dan menyemburlah air dari tanah itu dengan deras dan mencukupi semua kebutuhan air penduduk dan hidup seperti sedia kala". " Apa yang aku lakukan semua karena Tuhanku, dan hanya Tuhanku yang berkehendak".
               Sekelumit kisah dari Pria berjubah merah yang pengikutnya kebanyakan perempuan karena laki-lakinya banyak yang dibunuh, hingga setelah Firaun mati tenggelam dilaut yang terbelah itu, kehidupan setelahnya jauh lebih baik, pria ini meninggal setelah lahir anak-anak manusia yang di sebutnya sebagai Cicitnya cicit..artinya dia menyaksikan perkembangan positif dari negerinya di Mesir, yerusalem dan sekitarnya dalam damai dan tentram.
                Sahabatku terkasih, kita semua pasti tidak berharap adalagi orang-orang seperti Firaun muncul dinegeri kita dan masa kita, Tapi perlu sahabat ketahui Negeri kita seperti hidup dijaman dulu. Banyak pertikaian antar etnis, antar umat beragama , konflik politik atau partai, konflik pemerintah, ajaran agama yang diselewengkan. Mengatas namakan Tuhan tanpa meniru bagaimana sifat Tuhan dan semua hanya untuk kepentingan pribadi. Menyebut nama Tuhan untuk berjanji atau bersumpah tanpa diikuti oleh perbuatan. Doa itu bukan mantra..doa itu pasti yang terbaik seperti sifat Tuhan. Bukan mendoakan orang lain untuk celaka atau dihukum oleh Tuhan.  Biarkan Tuhan sendiri yang menentukan. Karena Allah Lebih Tahu. Dan Tugas kita sebagai manusia hanyalah menjalani kehidupan ini, bersyukur dan menikmati segala karunia yang telah Allah berikan.
Maha Suci Allah, Ingatkan hati kita, kalau apapun yang kita lakukan merugikan atau menyakiti orang lain sudah pasti itu bukan sifat Allah. Karena Allah tidak pernah berdusta dan Tuhan Tidak pernah membohongi kita, tapi kitalah yang telah menjadi pembohong-pembohong hati hanya karena ingin "dianggap"..dianggap sebagai orang baik, dianggap sebagai orang suci dan dianggap sebagai orang terhormat.. Tapi kita tidak mencari bagaimana kita dianggap oleh Tuhan kita sebagai hamba Yang beriman Kepadanya.. Sekali lagi Jangan minta Tuhan yang mencari kita tapi kita yang mencari Tuhan Kita dan ketika dirimu sadar Tuhan ada dihati kita dan mendengar semua prasangkamu padaNYA.

Salam Damai Sahabatku, Kasihku untukmu semua..
Hanya Tuhan Yang ada Dihati kita
'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar